Sasando sudah digunakan
masyarakat sekitar abad ke 7. Pada akhir abad ke 18 alat musik tradisional ini
mulai berkembang dari sasando gong menjadi sasando biola. Sasando biola
mempunyai tangga nada diatonis dan berbentuk mirip sasando gong tetapi bambunya
lebih besar. Dengan jumlah tangga nada 30 sampai 36 dawai. Terdapat dua bentuk
sasando biola yaitu sasando yang terbuat dari daun lontar dan sasando yang
terbuat dari kau maupun multiplex.
Sasando listrik atau
elektrik termasuk dalam salah satu jenis sasando biola yang mengalami pekembangan.
Alat yang paling penting pada sasando elektrik adalah spul atau pickup
yang merupakan sebuah transducer yang dapat
merubah getar dawai menjadi energi listrik kemudian diteruskan melalui
kabel dan masuk kedalam amplifier.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar